Suka Cita Mengabdi di Perbatasan – Yuni Reti Intarti

Rp260,000

Kata siapa mengabdi di perbatasan atau daerah pedalaman itu ‘akan menderita’? atau terasa ‘terisolasi?’ Ternyata ditengah keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, kami sangat menikmati mengabdi di daerah ini, ada kebahagiaan tersendiri dapat bercengkrama dan saling belajar dengan masyarakat setempat yang berasal dari berbagai tingkatan sosial. Ditambah lagi dengan sikap masyarakat setempat yang menerima hasil kerjasama kami dan diakhiri dengan pemandangan pelukan, isak-tangis seolah tak rela berpisah dan melepas kepergian kami untuk kembali ke Jakarta ternyata telah membekaskan memori yang indah, melupakan segala permasalahan,  perselisihan dan rintangan yang kami hadapi.

Rasa lelah, letih, kulit menghitam karena terpapar matahari yang sangat terik, digigit binatang Agas yang tak terlihat wujudnya namun sangat gatal melebihi gigitan nyamuk dan membekaskan banyak luka seperti cacar air, belum lagi ketiadaaan sinyal handphone yang sudah dianggap sebagai kebutuhan primer sehingga untuk dapat menangkap sinyal satu batangpun handphone kami letakkan di tempat-tempat yang ‘strategis’ seperti digantung di dapur, diletakkan disudut teras, berjalan hingga ratusan meter di perempatan jalan atau berdiri berlama-lama di bawah pohon walaupun tiba-tiba sinyal menghilang jika bergeser seeediiikiiiit saja, aliran listrik yang hanya 6 jam nyalanya, air bersih untuk mandi, cuci, kakus harus dibeli itupun tidak sebening di Jawa… semua kesulitan itu sirna ketika terselip banyak pengalaman lucu nan berkesan. Belajar hidup prihatin menghadapi keterbatasan yang ada merupakan pengalaman sangat berharga tak terlupakan yang pada akhirnya telah membuat kami ‘ketagihan’ untuk tetap peduli pada sesama dengan melakukan pengabdian masyarakat di berbagai tempat dan kegiatan di negeri yang kita cintai ini.

Berbagi cerita indah dalam BUKU KECIL INI hanyalah sepenggal cerita dari episode lengkap kami selama melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (K2N) UI tahun 2014 dan dilanjutkan dengan program Community Engagement Grants (CEGs) UI tahun 2015. Informasi yang kami sampaikan berisi ringkasan semua kegiatan yang dikemas dalam bahasa yang ringan disertai dengan kata penyemangat dan lirik lagu-lagu yang diubah sesuai dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan profil masing-masing desa kami sajikan dalam bahasa yang lebih formal, tujuannya untuk menyampaikan informasi kepada publik yang selama ini belum terekspos agar berbagai pihak dapat mengetahui potensi serta permasalahan yang ada di daerah tersebut.

Apa yang sudah dirintis kami tentu saja belum membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat. Diperlukan program yang berkelanjutan dan terarah agar masyarakat dapat mengejar ketertinggalannya dari daerah lain yang sudah lebih dahulu berkembang, mandiri dan maju.*****

  • Penulis: YUNI RETI INTARTI
  • ISBN: 978-979-769-960-4
  • Halaman: 310
  • Tahun Terbit: 2017

Review

Belum ada ulasan.

Be the first to review “Suka Cita Mengabdi di Perbatasan – Yuni Reti Intarti”

Pin It on Pinterest

Share This